![]() |
Foto : Canva |
Jakarta, Warta Klinis — Penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh keliru menyerang jaringan tubuh sendiri. Meski bisa memengaruhi berbagai organ—seperti sendi, kulit, atau sistem saraf—gejalanya kerap samar dan mudah diabaikan.
Menurut Johns Hopkins, ratusan jenis penyakit autoimun telah diidentifikasi, termasuk lupus, rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis (niehs.nih.gov). Gejala awal yang muncul bisa sangat mirip keluhan ringan sehari-hari.
Gejala Umum Autoimun
Berdasarkan Cleveland Clinic, MedlinePlus, dan Verywell Health, berikut gejala yang umum terlihat pada banyak kondisi autoimun :
- Kelelahan berkepanjangan meski cukup istirahat
- Nyeri atau pembengkakan sendi seperti pada rheumatoid arthritis
- Ruam atau kemerahan pada kulit, kadang terkait paparan sinar matahari
- Demam ringan berulang tanpa penyebab jelas
- Malaise (perasaan tidak enak badan) dan nyeri otot
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Gejala lain: rambut rontok, gangguan pencernaan, kesemutan
Meski gejalanya tumpang tindih, kombinasi dari beberapa tanda di atas patut dicurigai.
Contoh Kondisi Autoimun dan Gejalanya
Lupus (SLE):
- Fatigue, ruam berbentuk "butterfly" di wajah, nyeri sendi, demam, rambut rontok, sariawan (en.wikipedia.org).
Sjögren’s Syndrome:
- Kelelahan berat, mata dan mulut kering, nyeri sendi, gangguan tidur dan kesemutan (en.wikipedia.org).
Multiple Sclerosis (MS):
- Gejala neurologis seperti kesemutan, penglihatan ganda, dan kelemahan otot (en.wikipedia.org).
Hashimoto’s Thyroiditis:
- Kelesuan, berat badan naik, kulit dan rambut kering, intoleransi dingin (en.wikipedia.org).
Proses Diagnosis
Diagnosis autoimun membutuhkan pendekatan menyeluruh, mulai dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, hingga tes lanjutan:
- Tes darah: LED, CRP, ANA, dan autoantibodi spesifik
- Citra medis (X-ray, MRI) atau biopsi bila diperlukan .
Pengelolaan Penyakit
Meskipun tidak dapat disembuhkan, penyakit autoimun dapat dikontrol melalui:
- Obat anti-inflamasi (NSAID atau kortikosteroid)
- Imunosupresan atau terapi target spesifik
- Pendekatan non-farmakologis: fisioterapi, diet, dan manajemen stres .
Gejala autoimun seperti kelelahan, nyeri sendi, ruam, dan demam ringan sering dianggap biasa.
Padahal, bila muncul berulang atau kombinasi beberapa gejala, perlu diwaspadai.
Deteksi dini melalui pemeriksaan medis dapat membantu penanganan lebih cepat dan menekan risiko kerusakan organ.
🩻 Warta Klinis berkomitmen memberikan informasi berbasis bukti tentang autoimun, imunologi, dan kesehatan berbasis data.