![]() |
Foto : Kompas |
Warta Klinis — Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) secara konsisten memperbarui arahan berstandar internasional terkait deteksi penyakit menular. Salah satu riset penting terbaru adalah panduan interim terkait pengujian laboratorium dengue, yang dirilis April 2025, serta serangkaian langkah strategis global untuk memperkuat kemampuan diagnosis penyakit secara umum (who.int).
Panduan Pengujian Dengue (April 2025)
WHO menekankan bahwa diagnosis klinis saja tidak cukup karena gejala dengue mirip dengan penyakit lain. Dokumen interim ini menyajikan:
- Panduan penggunaan rangkaian tes laboratorium: mulai dari NAAT, ELISA, hingga rapid diagnostic tests.
- Rekomendasi algoritma tes berdasarkan hari sejak gejala muncul.
- Pertimbangan pemilihan alat berdasarkan lokasi dan akses layanan medis .
Strategi Global Deteksi Penyakit Menular
Lebih luas, WHO terus mendorong pengembangan ekosistem diagnostik global:
- Pembentukan Diagnostics Taskforce untuk memperkuat kapasitas diagnostik negara, meningkatkan standar kontrol kualitas, pelatihan SDM, dan adopsi teknologi baru dalam pemeriksaan (finddx.org, who.int).
- WHO mengeluarkan resolusi WHA 76.5 (Mei 2023) guna memperbaiki sistem diagnostik primer dan menengah di negara berpenghasilan rendah dan menengah (who.int).
Dampak untuk Sistem Kesehatan Global dan Lokal
Panduan dan inisiatif ini memiliki beberapa implikasi nyata:
- Laboratorium klinis di berbagai negara perlu memperbarui SOP pengujian sesuai standar WHO.
- Puskesmas dan fasilitas primer diharapkan menjadi ujung tombak deteksi dini, terutama di wilayah terbatas.
- Direkomendasikan penerapan sistem pelaporan digital untuk mempercepat respons epidemiologi.
Dengan rilis panduan dengue dan penguatan kapasitas diagnostik internasional, WHO mempertegas pentingnya diagnosis tepat dan cepat dalam memerangi penyakit menular.
Ke depan, standar ini diharapkan dapat diadopsi oleh semua negara, termasuk Indonesia, demi meningkatkan akses, kualitas, dan efektivitas pelayanan kesehatan di tingkat global.
👍 Warta Klinis akan terus memantau adaptasi dokumen WHO dan perkembangan kebijakan nasional terkait upaya deteksi penyakit menular.***